Rabu, 24 April 2013

Belajar Kesenian Dari Pengamen Jalanan Untuk Lomba





Wulan Punya
Sedang Berlatih bersama Pengamen Jalanan (Dokumen Pribadi)



YOGYAKARTA- Sejumlah Pelajar dari SMP Negeri I Mungkid Magelang tengah berlatih angklung bersama Paguyuban Angklung Kridotomo di Jalan Tentara Rakyat, Mataram, Jlagran Kulon Yogyakarta.

Sri Sugiarti, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan mengatakan latar belakang anak-anak didiknya berlatih angklung bersama Paguyuban Angklung Kridotomo untuk mempersiapkan lomba yang diadakan oleh Dinas Pendidikan.

“Festival Lomba Seni Siswa Nasional merupakan agenda tahunan Dinas Pendidikan, dimana cabang yang dilombakan adalah Musik Tradisional.” Ujarnya.

Awalnya kata dia, dirinya dan Bapak Muhammad Asrori, S.Ag selaku wakil kepala sekolah Sarana dan Prasana ingin membeli calung sebagai alat musik yang akan digunakan pada lomba yang akan diadakan 27 April mendatang.

“Di sekolah tersedia alat musik gamelan, namun kami merasa gamelan sudah umum. Lantas kami ke Yogyakarta untuk membeli calung. Namun harus menunggu sampai 3 minggu.” Katanya.

Sri mengatakan, saat  berkunjung ke Pasar Bringharjo Yogyakarta dia melihat paguyuban angklung tengah pentas. Selanjutnya saya merekomendasikan alat musik tersebut untuk digunakan lomba.

“Kami akhirnya memesan alat musik angklung lengkap dengan bedug, ketimpung, gambang, dan kentongan. Ternyata mas pengamen juga bersedia melatih anak didik kami,” ungkap Sri.

Sri meyakini bahwa proses belajar tidak hanya berasal dari pendidikan formal saja. Oleh karenanya, dia memboyong peserta didiknya dari Magelang ke Yogyakarta untuk belajar kesenian dengan alat musik tersebut dari pengamen jalanan.

“Ini yang latihan merupakan anak kelas satu dan dua, kami memanfaatkan waktu libur UAN untuk latihan. Jadi tidak ada yang harus bolos sekolah untuk latihan ini,” Tandas Sri, Rabu (24/4) siang.

Lagu yang disiapkan untuk lomba tersebut ialah lagu daerah jawa diantaranya Sue Ora Jamu, Gambang Suling, dan Rujak Uleq.

Alat musik yang dibeli akan dijadikan ciri khas sekolah.” Imbuh Sri.

Latihan yang berlangsung selama 2 hari tersebut sudah mulai menampakkan hasilnya.

“Tidak terlalu susah melatih anak-anak ini karena mereka sudah mengerti nada,” Ungkap Nur Kholis, Pelatih angklung.

Nur kholis juga menyatakan, anak-anak tersebut juga sangat antusias dan bersemangat latihan. Mereka ingin cepat bisa dan sangat enjoy memainkan alat tradisional tersebut.
“Kami tidak menyangka ada pihak yang mau membeli alat musik tradisional kami. Kami tidak mempersoalkan akan diakuinya alat musik ini sebagai ciri khas sekolah karena tujuan kami hanya untuk melestarikan budaya.” Pungkas pria dari Sanggar Singlon Kulonprogo ini.

Kholis juga berharap, anak-anak yang dilatihnya ini dapat menang dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional dan dapat terus mencintai alat musik tradisional.

Tidak ada komentar: