![]() |
Sedang Berlatih bersama Pengamen Jalanan (Dokumen Pribadi) |
YOGYAKARTA- Sejumlah Pelajar dari SMP Negeri I Mungkid Magelang tengah berlatih
angklung bersama Paguyuban Angklung Kridotomo di Jalan Tentara Rakyat, Mataram,
Jlagran Kulon Yogyakarta.
Sri Sugiarti, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan mengatakan
latar belakang anak-anak didiknya berlatih angklung bersama Paguyuban Angklung
Kridotomo untuk mempersiapkan lomba yang diadakan oleh Dinas Pendidikan.
“Festival Lomba Seni Siswa Nasional merupakan agenda tahunan
Dinas Pendidikan, dimana cabang yang dilombakan adalah Musik Tradisional.” Ujarnya.
Awalnya kata dia, dirinya dan Bapak Muhammad Asrori, S.Ag
selaku wakil kepala sekolah Sarana dan Prasana ingin membeli calung sebagai
alat musik yang akan digunakan pada lomba yang akan diadakan 27 April
mendatang.
“Di sekolah tersedia alat musik gamelan, namun kami merasa
gamelan sudah umum. Lantas kami ke Yogyakarta untuk membeli calung. Namun harus
menunggu sampai 3 minggu.” Katanya.
Sri mengatakan, saat berkunjung ke Pasar Bringharjo Yogyakarta dia
melihat paguyuban angklung tengah pentas. Selanjutnya saya merekomendasikan
alat musik tersebut untuk digunakan lomba.
“Kami akhirnya memesan alat musik angklung lengkap dengan
bedug, ketimpung, gambang, dan kentongan. Ternyata mas pengamen juga bersedia
melatih anak didik kami,” ungkap Sri.
Sri meyakini bahwa proses belajar tidak hanya berasal dari
pendidikan formal saja. Oleh karenanya, dia memboyong peserta didiknya dari
Magelang ke Yogyakarta untuk belajar kesenian dengan alat musik tersebut dari
pengamen jalanan.
“Ini yang latihan merupakan anak kelas satu dan dua, kami
memanfaatkan waktu libur UAN untuk latihan. Jadi tidak ada yang harus bolos
sekolah untuk latihan ini,” Tandas Sri, Rabu (24/4) siang.
Lagu yang disiapkan untuk lomba tersebut ialah lagu daerah jawa
diantaranya Sue Ora Jamu, Gambang Suling,
dan Rujak Uleq.
“Alat musik yang
dibeli akan dijadikan ciri khas sekolah.” Imbuh Sri.
Latihan yang berlangsung selama 2 hari tersebut sudah mulai
menampakkan hasilnya.
“Tidak terlalu susah melatih anak-anak ini karena mereka
sudah mengerti nada,” Ungkap Nur Kholis, Pelatih angklung.
Nur kholis juga menyatakan, anak-anak tersebut juga sangat
antusias dan bersemangat latihan. Mereka ingin cepat bisa dan sangat enjoy
memainkan alat tradisional tersebut.
“Kami tidak menyangka ada pihak yang mau membeli alat musik
tradisional kami. Kami tidak mempersoalkan akan diakuinya alat musik ini
sebagai ciri khas sekolah karena tujuan kami hanya untuk melestarikan budaya.” Pungkas
pria dari Sanggar Singlon Kulonprogo ini.
Kholis juga berharap, anak-anak yang dilatihnya ini dapat
menang dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional dan dapat terus mencintai alat
musik tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar