Kamis, 12 April 2012

Sosok Jurnalis Di Era Web 2.0

Web 2.0 adalah website yang memungkinkan adanya interaksi antara pemilik dan pengguna dengan konsep yang lebih mudah dan fleksibel, selain itu ciri dari web 2.0 adalah website yang dibuat dengan full css yang membuat website lebih mudah dan ringan diakses, tidak memakan banyak sumber daya.

Beberapa karakteristik dasar situs web 2.0 adalah:

· Jaringan sebagai platform” - memberikan (dan memungkinkan pengguna untuk menggunakan) aplikasi melalui browser.

· Pengguna memiliki data di situs tersebut dan memiliki kontrol atas data.
· Partisipasi dari pengguna dalam mengkolaborasi pengetahuan. Hal ini mengingatkan akan pemberian kepercayaan kepada pengguna internet untuk dapat berpartisipasi dalam berbagi pengetahuan.

· Data menjadi trademark-nya aplikasi, misalnya Intel inside

· Web 2.0 sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan.

Terdapat tujuh prinsip yang mendasari karakter Web 2.0.

  • Karakteristik pertama web sebagai platform dimana menjadikan web sebagai “tempat bekerja di manapun”. Cukup dengan membuka web browser, Anda dapat mengerjakan tugas, perhitungan keuangan, atau merancang presentasi melalui aplikasi-aplikasi yang telah disediakan dan dapat dijalankan secara langsung melalui internet.
  • Karakteristik kedua, adanya partisipasi dari pengguna dalam berkolaborasi dengan pengetahuan. Hal ini mengingatkan akan pemberian kepercayaan kepada pengguna internet untuk dapat berpartisipasi dalam berbagi pengetahuan di Wikipedia, sebuah ensiklopedia berbasis web yang disusun berdasarkan masukan-masukan pengguna internet di seluruh dunia.
  • Karakteristik ketiga, data menjadi trademark-nya aplikasi, mengingatkan kita pada slogan “Intel Inside” yang telah melambungkan nama prosesor Intel di kalangan pengguna komputer. Trademark tersebut telah menjadi suatu garansi kepercayaan dari pengguna akan kemampuan komputer yang akan ataupun sudah dibelinya. Maksud yang sama juga diusung oleh karakteristik ketiga ini, dimana penyuplai data akan memberikan trademark yang akan digunakan oleh pemilik website untuk memberikan garansi kepercayaan kepada pengunjungnya. Sebagai contoh adalah “Nevteq Onboard” untuk data peta pada sistem navigasi GPS dan “Powered by Google” untuk dukungan Google Maps pada peta dunia berbasis web.
  • Sedangkan karakteristik keempat, web 2.0 sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service). Produsen yang memberikan pelayanan yang cepat dan bagus, akan menjadi pilihan pengguna.
  • Karakteristik kelima, dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS. Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh website lain dengan menggunakan tampilannya masing-masing dan dukungan pemrograman yang sederhana.
  • Karakteristik keenam, software tidak lagi terbatas pada perangkat tertentu. Hal ini mempertegas posisi web sebagai platform dimana setiap perangkat dapat mengaksesnya. Komputer tidak lagi menjadi satu-satunya perangkat yang dapat menjalankan berbagai aplikasi di internet. Setiap aplikasi harus didesain untuk dapat digunakan pada komputer pribadi, perangkat genggam seperti ponsel dan PDA, ataupun server internet.
  • Sedangkan karakteristik terakhir, adanya kemajuan inovasi pada interface di sisi pengguna. Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti Instant Messenger (IM) dan Voice over IP (VoIP) akan semakin memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut.

Kegiatan jurnalisme di era modern dimana teknologi semakin berkembang munculah jurnalisme baru yang ditunjang oleh internet, jurnalisme tersebut adalah jurnalisme 2.0. Jurnalisme 2.0 berkembang karena peranan jurnalis di masyarakat, dimana jurnalis harus siap melakukan aktivitas jurnalisme melalui berbagai saluran (cetak atau online). Dalam jurnalisme 2.0 masyarakat ikut terlibat dalam pencarian dan penyajian berita (citizen journalism).

Sosok jurnalis di era web 2.0 dimaknai tidak hanya sebagai jurnalis yang benar bekerja di intitusi media, melainkan masyarakat juga dapat menjadi jurnalis (citizen journalism). Jurnalis di web 2.0 harus memikirkan, menspekulasi, peka terhahadap kasus tertentu, menetapkan fakta, dan tidak harus menjadi jurnalis di institusi berita. Aspek penting dalam jurnalisme 2.0 berkaitan dengan realtime ( ketika suatu peristiwa terjadi dengan didukung teknologi, peristiwa tersebut langsung dapat diliput dan dipublish dengan peralatan sederhana sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi tentang kejadian itu saat itu juga). Jurnalis 2.0 harus ‘dekat’ dengan social media, karena jurnalisme 2.0 menggunakan teknologi dan sosial media sebagai medium untuk menyebarluaskan berita atau informasi yang ditulisnya.

Rujukan

http://oreilly.com/catalog/web2report/chapter/web20_report_excerpt.pdf diakses pada 16 Maret 2012

http://pusdatin.deptan.go.id/admin/RB/Internet/web20.pdf diakses pada 16 Maret 2012

Briggs, Mark, Journalism2.0: How to Survive and Thrive, J-Lab and the Knight Citizen News Network, Washington,DC, 2007. PDF version at:http://knightcenter.utexas.edu/journalism20.php via http://ayomenulisfisip.wordpress.com/diakses pada 16 Maret 2012

Tidak ada komentar: